Rokok Elektronik Tanpa Asap Semakin Di Minati

Rokok Elektronik Tanpa Asap Semakin Di Minati

Merokok sudah menjadi kebiasaan terutama laki-laki, namun kadang kala merokok bisa menimbulkan tidak kenyamanan bagi sebagian orang yang tidak suka menghirup asap rokok. Mereka yang tidak merokok dan menghirup asap rokok sering di sebut perokok pasif, yang mana dampak negatifnya lebih besar di bandingkan orang yang merokok aktif. Merokok bisa meninggalkan noda di gigi bahkan menimbulkan bau yang tidak sedap. Maka, untuk alternatife banyak rokok elektronik tanpa asap yang bisa membantu mereka para perokok bisa merokok sepuasnya dengan tidak menganggu orang lain.

Apakah Rokok Elektronik Tanpa Asap Aman?

Inovasi rokok elektronik tanpa asap yang hadir sudah banyak peminatnya, data dari the Tobacco Vapor Electronic Cigarette Association menjelaskan penjualan rokok elektrik mengalami peningkatan pesan per tahunnya. Di tahun 2008 saja, 50.000 penjualan rokok elektrik tercatat di seluruh dunia, tetapi pada tahun 2012 penjualan mengalami menanjakan tajam hingga 3,5 juta di Amerika Serikat saja.

Profesor Psikologi kesehatan University College London, Robert West mengharapkan adanya rokok elektronik tanpa asap bisa mengurangi akibat buruk dari rokok tembakau yang sudah menewaskan banyak orang. Alasannya rokok tembakau yang biasanya di gunakan oleh masyarakat yag di hirup adalah asap dari hasil pembakaran, namun dengan menggunakan rokok elektrik yang dihirup adalah uapnya. 

Menurutnya, uap yang di hidup adalah hasil dari pada cairan dengan isi zat perasa, vegetable glycerin atau VG, propylene glycol atay PG, juga nikotin. Bedanya jika rokok tembakau menghasilkan asap yang di hirup dari pembakaran tembakau dengan campuran arsenic, karbon monoksida, tar, dan bahan kimia lain. Maka, ini alasannya rokok tembakau membawa dampak yang tidak sehat bagi tubuh ketika asapnya di hirup.

Namun, apakah rokok elektronik tanpa asap benar terjamin keamanan ketika di gunakan?, WHO secara resmi menyatakan bahw belum ada bukti konkrit yang di jadikan landasan kalau rokok elektrik benar-benar aman di gunakan. Sebab, belum ada penelitian secara menyeluruh berkaitan keamaan mengkonsumsi rokok elektrik. WHO menilai banyaknya produsen dari rokok elektrik tidak mampu menjelaskan secara resmi apa bahan yang di gunakan dalam cairan rokok itu.

Dilansir dari ccnindonesia.com ada beberapa studi yang melakukan penelitian tentang rokok elektrik dan hasilnya antara lain sebagai berikut:

  1. Di klaim rokok elektrik mengandung zat bahaya, misalkan Diethylene Glycol (DEG),Tobacco Specific Nitrosamines (TSNA), dan karbon monoksida.
  2. Menggunakan rokok elektrik pada waktu lama dapat meningkatkan kadar plasma nikotin dengan signifikan pada 5 menit dari penggunaannya.
  3. Rokok elektrik bisa meningkatkan kadar plasma karbon monoksida juga frekunensi nadi dengan signifikan sehingga bisa menganggu kesehatan tubuh.
  4. Mempunyai efek yang akut di paru-paru sama dengan merokok menggunakan rokok tembakau. Sebab, kadar nitrit oksida udara ekshalasi turun dengan signifikan, maka tahanan di jalan napas melonjak dengan signifikan,
  5. Bahaya lainnya menggunakan rokok elektronik bisa memberikan efek negative pada anak, sehingga mereka menganggap menggunakannya lebih sehat atau biasa saja.

Kenyataannya banyak masyarakat yang masih menggunkan rokok elektronik tanpa asap, bagi mereka merokok menggunakan rokok eletrik lebih aman dan tidak mengeluarkan asap layaknya rokok tembakau. Namun, tetap saja harus ada pertimbangan yang harus dipikirkan sebelum menggunakan rokok eletrik. Sebab, sejatinya merokok bisa dilakukan oleh orang yang sudah dewasa, namun tetap anda sendiri yang bisa mengatur mana yang baik dan mana yang buruk untuk diri anda.